Sebuah operasi gabungan lintas negara di Eropa berhasil membongkar jaringan penipuan aset kripto berskala besar dengan nilai kerugian yang diperkirakan mencapai lebih dari 600 juta euro, atau setara sekitar Rp10 triliun. Penyelidikan ini melibatkan kerja sama otoritas peradilan dan kepolisian dari beberapa negara Uni Eropa dan difasilitasi lembaga penegak hukum tingkat Eropa.
Operasi penangkapan dilakukan serentak di beberapa wilayah seperti Siprus, Spanyol, dan Jerman, dan berhasil mengamankan sedikitnya sembilan orang yang diduga menjadi penggerak utama jaringan tersebut. Selain penahanan, aparat juga menyita uang tunai, aset kripto, dan sejumlah barang bukti dari platform investasi palsu yang mereka bangun.
Modus Penipuan: Platform Investasi Kripto Palsu Berkedok Profesional
Berdasarkan hasil penyelidikan, jaringan ini mengoperasikan sejumlah situs investasi kripto yang dirancang sangat mirip dengan platform resmi.
Beberapa ciri utama skema mereka:
| Taktik Penipuan | Penjelasan |
|---|---|
| Website terlihat profesional | Desain meyakinkan, grafik market real-time, dashboard seperti bursa kripto |
| Janji profit tinggi | Iming-iming “keuntungan harian”, “penghasilan pasif”, “return 300%” |
| Testimoni palsu | Menggunakan foto orang asing atau selebriti tanpa izin |
| Iklan agresif | Menyasar media sosial, blog keuangan, dan email blast |
| Pencucian dana | Dana korban dialihkan ke wallet tak terlacak, lalu diputar antar negara |
Mayoritas korban berasal dari Eropa, tetapi aparat menegaskan bahwa jaringan seperti ini berpotensi menjangkau negara mana pun, termasuk Asia.
Bagaimana Polisi Melacak Mereka?
-
Penyelidikan dimulai dari laporan korban yang tak bisa menarik dana dari "akun investasi" mereka.
-
Otoritas keuangan mencurigai pola perpindahan uang yang tak wajar, terutama dalam bentuk aset digital.
-
Tim forensik blockchain digunakan untuk menelusuri aliran transaksi kripto lintas negara.
-
Europol & Eurojust memfasilitasi penyatuan bukti antara beberapa negara.
Hasilnya, jaringan penipuan yang selama ini beroperasi dengan nama perusahaan palsu akhirnya dapat diidentifikasi dan dihentikan.
Aset yang Berhasil Disita
| Jenis Aset | Nilai Perkiraan |
|---|---|
| Uang tunai | ± €300.000 |
| Rekening bank | ± €800.000 |
| Kripto disita | ± €400.000 |
| Perkiraan total kerugian korban | > €600.000.000 |
Pihak berwenang menegaskan jumlah kerugian kemungkinan masih bertambah, karena korban terus bermunculan.
Peringatan untuk Pengguna Kripto di Indonesia
Kasus ini menjadi pengingat bahwa:
-
Penipuan kripto tidak selalu terlihat amatir — banyak yang tampil sangat profesional.
-
Janji profit tinggi dan cepat hampir selalu tanda bahaya.
-
Legalitas & izin platform harus dicek sebelum transfer dana, apalagi dalam bentuk kripto yang tak bisa dibatalkan.
-
Situs palsu kini tak hanya menipu pemula, tetapi juga investor berpengalaman.
Cara Mengenali Investasi Kripto yang Berbahaya
✅ Cek izin perusahaan (Bappebti / OJK untuk Indonesia)
✅ Jangan percaya iming-iming “untung pasti”
✅ Tidak ada profit tetap dalam kripto, karena pasar sangat fluktuatif
✅ Hati-hati jika platform tidak punya alamat, kantor, atau tim developer yang jelas
✅ Wajib curiga jika penarikan dana dipersulit
🗣️ Pernyataan Otoritas
Otoritas Eropa mengingatkan bahwa penipuan kripto kini bukan lagi dilakukan individu, tetapi dikelola seperti organisasi kejahatan terstruktur, lengkap dengan tim marketing, developer website, dan sistem pencucian uang.
🧩 Kesimpulan
Jaringan ini adalah salah satu kasus penipuan kripto terbesar yang berhasil diungkap di Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Meski kasusnya terjadi di luar negeri, pola kejahatan seperti ini sangat mungkin menargetkan investor Asia, termasuk Indonesia, terutama melalui iklan media sosial dan aplikasi yang menjanjikan keuntungan instan.

Posting Komentar untuk "Jaringan Penipuan Kripto Rp10 Triliun Dibongkar di Eropa, 9 Pelaku Ditangkap"
Komentar tetap pakai ADAB!
Posting Komentar