Jokowi dilantik: Dilema Bu Susi
Bu Susi adalah seorang yang sangat mencintai negeri ini, lautnya dan nelayannya. Tenggelamkan!!! Adalah perintahnya karena kemarahannya bagaimana manusia rakus menghabisi habitat laut tanpa memikirkan konservasi. Terlebih pencurinya adalah orang luar yang ntah benar atau tidak terkoneksi dengan warga negara ini.
Kecintaannya akan laut membuat dia buat aturan sangat keras dengan pelaksanaan sangat konsisten, hingga diklaim kekayaan ikan kita meningkat selama 5 tahun Bu Susi jadi Menteri.
Kekayaan laut itu harus dinikmati Nelayan, laut itu jangan sampai di kavling-kavling orang kaya dan berkuasa seperti di darat, itulah targetnya.
Maka keluarlah ambisi membuat 5000 kapal selama 5 tahun yang akan di berikan pada Nelayan. Agar kapal Nelayan bias mengarungi laut dalam bukan hanya laut dangkal.
Dia Cinta Indonesia dengan semua Nelayan nya, yang tak ingin melihat mereka melarat ditengah kekayaan laut negeri ini. Tentu dia tahu berapa besar margin dari penangkap ikan hingga ke konsumen yang amat sangat besar, sebesar ambisinya untuk mensejahterakan Nelayan.
Bu Susi akan bertolak belakang dengan Pak Luhut, meski Pak Luhut orang Batak saya masih kurang yakin caranya untuk membuka keran Investor mengelola laut kita akan membuat perbedaan signifikan atas perubahan gaya hidup rakyat kita, terutama Nelayan kita.
Pak Luhut jika gagal hanya akan membuat semakin banyaknya rakyat menjadi buruh atau pekerja.
Tentu Pak Luhut akan berlawanan dengan keinginan Jokowi ingin mengembangkan ekonomi kreatif, dimana jikalau Nelayan menguasai laut maka para programmer IT, bisa membuat banyak applikasi untuk membantu mereka menjual hasil lautnya langsung ke Konsumen terlebih lewat penawaran (Lelang) online.
Nah kini Menteri Kelautan dan Perikanan jatuh ketangan Kader Gerindra Pak Edhy Prabowo, M.M., M.B.A, dari Partai yang sangat dekat dengan orang-orang masa lalu. Ditambah keinginan Pak Luhut sebagai Menteri Koordinator Kelautan dan Perikanan untuk mebuka keran investasi kelautan besar-besaran. Mereka sejalan.
Laut sepertinya akan di kavling-kavling para pemodal besar, seperti Petani yang menjadi Buruh Tani dimana Tanah dimiliki para Investor dan perusahaan Negara lewat perkebunan.
Bu Susi 5 Tahun bertahan dalam jeritan hatinya. Ya kukira pun cukup, karena Pak Jokowi sepertinya tidak kuat mengikuti cara Bu Susi.
Jokowi seperti mau kompromi ditengah teriakan dan tekanan demonstran yang sadar atau tidak telah memperjuangkan kompromi ini, berbahagialah mafia Laut. Ah apalah asa, masih dialah yang terbaik dalam Pemilu lalu.
Mimpi Bu Susi dan Nelayan kini seperti hilang terbawa angin. Sedih kurasa, seperti saat Bu Sri Mulyani dibuang SBY.
Terimakasih Bu Susi atas kecintaanmu yang tak bisa kompromi atas negeri ini, semoga lahir 1000 Susi di hari ini.
Oleh: Karles Hasiholan Sinaga
Photo: Wikipedia
Bu Susi adalah seorang yang sangat mencintai negeri ini, lautnya dan nelayannya. Tenggelamkan!!! Adalah perintahnya karena kemarahannya bagaimana manusia rakus menghabisi habitat laut tanpa memikirkan konservasi. Terlebih pencurinya adalah orang luar yang ntah benar atau tidak terkoneksi dengan warga negara ini.
Kecintaannya akan laut membuat dia buat aturan sangat keras dengan pelaksanaan sangat konsisten, hingga diklaim kekayaan ikan kita meningkat selama 5 tahun Bu Susi jadi Menteri.
Kekayaan laut itu harus dinikmati Nelayan, laut itu jangan sampai di kavling-kavling orang kaya dan berkuasa seperti di darat, itulah targetnya.
Maka keluarlah ambisi membuat 5000 kapal selama 5 tahun yang akan di berikan pada Nelayan. Agar kapal Nelayan bias mengarungi laut dalam bukan hanya laut dangkal.
Dia Cinta Indonesia dengan semua Nelayan nya, yang tak ingin melihat mereka melarat ditengah kekayaan laut negeri ini. Tentu dia tahu berapa besar margin dari penangkap ikan hingga ke konsumen yang amat sangat besar, sebesar ambisinya untuk mensejahterakan Nelayan.
Bu Susi akan bertolak belakang dengan Pak Luhut, meski Pak Luhut orang Batak saya masih kurang yakin caranya untuk membuka keran Investor mengelola laut kita akan membuat perbedaan signifikan atas perubahan gaya hidup rakyat kita, terutama Nelayan kita.
Pak Luhut jika gagal hanya akan membuat semakin banyaknya rakyat menjadi buruh atau pekerja.
Tentu Pak Luhut akan berlawanan dengan keinginan Jokowi ingin mengembangkan ekonomi kreatif, dimana jikalau Nelayan menguasai laut maka para programmer IT, bisa membuat banyak applikasi untuk membantu mereka menjual hasil lautnya langsung ke Konsumen terlebih lewat penawaran (Lelang) online.
Nah kini Menteri Kelautan dan Perikanan jatuh ketangan Kader Gerindra Pak Edhy Prabowo, M.M., M.B.A, dari Partai yang sangat dekat dengan orang-orang masa lalu. Ditambah keinginan Pak Luhut sebagai Menteri Koordinator Kelautan dan Perikanan untuk mebuka keran investasi kelautan besar-besaran. Mereka sejalan.
Laut sepertinya akan di kavling-kavling para pemodal besar, seperti Petani yang menjadi Buruh Tani dimana Tanah dimiliki para Investor dan perusahaan Negara lewat perkebunan.
Bu Susi 5 Tahun bertahan dalam jeritan hatinya. Ya kukira pun cukup, karena Pak Jokowi sepertinya tidak kuat mengikuti cara Bu Susi.
Jokowi seperti mau kompromi ditengah teriakan dan tekanan demonstran yang sadar atau tidak telah memperjuangkan kompromi ini, berbahagialah mafia Laut. Ah apalah asa, masih dialah yang terbaik dalam Pemilu lalu.
Mimpi Bu Susi dan Nelayan kini seperti hilang terbawa angin. Sedih kurasa, seperti saat Bu Sri Mulyani dibuang SBY.
Terimakasih Bu Susi atas kecintaanmu yang tak bisa kompromi atas negeri ini, semoga lahir 1000 Susi di hari ini.
Oleh: Karles Hasiholan Sinaga
Photo: Wikipedia
Posting Komentar untuk "KITA AKAN RINDU PERINTAH "TENGGELAMKAM!" OLEH IBU HEBAT INI"
Komentar tetap pakai ADAB!
Posting Komentar